Aqsha Ku, 8 Tahun Sudah

Alhamdulillah, sudah 8 tahun usia anak bujangku yang pertama. Sosok cerdas, lincah, penuh tanggung jawab dan full of energi.

Maaf ya Nak, for everything. Dan terimakasih untuk segala perjuangan, pengertian dan kasih sayang yang Uda tunjukkan pada kami semua. You are my hero and I am proud of you.
I learn many things from you. You are always try your best on everything. You also can see the world wisely, bahkan I feel that you are wiser than me. Keep strong and keep healthy ya myboy. And always stand on the “right” side, on the same boat with justice and humanity.

Semoga jadi anak yang soleh ya sayang.

Thank you for Ummy, and all of our big family for raising Aqsha Well.

And also big love for Rasyid, the comel one. Semoga Allah menyayangi kita semua aamiin YRA.

17 feb 2016 – 17 feb 2024 and many years more…

Melbourne.

The 3rd month of our OZ adventures: Qtime and penguatan untuk menjadi agen pemudah urusan orang lain

Alhamdulillah, 14 Desember yang lalu menandakan purnanya bulan ketiga kami sekeluarga di Melbourne Australia.

Syukur nan tiada henti.
Segala lika-liku yang dilalui semoga bernilai ibadah dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Orang-orang seperti kami, yang walau sudah di negeri bule, tetap saja butuh effort lebih jika harus berkomunikasi dengan orang sini, terlebih lagi aksen english yang mereka pakai juga Masya Allah. 😀

Tak jarang kami mesti “uu aa uu aa”, dan tertawa bersama berempat ketika sudah selesai menjalani komunikasi tersebut.

Anak sulungku yang ganteng dan soleh. Ia mungkin tidak mewarisi sisi pemalu berkomunikasi yang abinya miliki. Sehingga tak jarang ia duluan antusias menyapa temannya dari jauh saat tak sengaja terlihat di pagi hari berangkat sekolah. Ia juga tak segan melambaikan tangan dan berteriak di lorong-lorong rak Coles menyapa temannya yang ia temui. Walau aku tahu ada hambatan bahasa di antara mereka. Ia juga tak malu menyapa gurunya dari balik pagar sekolah saat ia lihat sang guru sedang memarkir mobil di seberang pagar. Ia pun selalu bersorak mengucap good morning pada bapak penjaga zebra cross di depan sekolahnya. (dan aku tahu, level bahasa inggrisnya masih pada rentang uu aa uu aa).


Jangan tanya aku……
Aku senantiasa mencoba memilih untuk tak banyak berinteraksi dengan orang lain. Selain bahasa Inggrisku yang pas-pas an, aku juga tak tahu harus berbincang apa dengan mereka :D. Bahkan sedapat mungkin aku berharap tak berpapasan dengan mereka di jalanan. Yaa.. itu lah seorang ronal rifandi yang introvert. Namun anehnya, semua orang seolah menolak jika aku melabeli diriku dengan istilah itu. Mulai dari adik-adik TU di jurusan sampai Guru besar di departemen tempatku bekerja menyampaikan Objection nya. Termasuk juga kolega dari institusi lain yang aku pernah berinteraksi disana. Mereka menolak bahwa aku seorang introvert. antah lah….

alhamdulillah, pertolongan Allah ada pada waktu yang tepat dan sudah diaturNya sedemikian rupa. Tinggal kita sebagai hamba harusnya malu dengajn sedikitnya ibadah dan banyaknya kelalaian. Ampuni kami ya Rabb. Izinkan kami untuk memperbaiki diri dan terus mendekat kepadaMu.

Beberapa kisah untuk diingat, misalnya cerita kami mencari tempat untuk cek kesehatan rohani. Tiba-tiba saja Allah beri jalan sehingga kami dapat melakukannya secara online dan resmi. Dahulu rasanya tidak ada gambaran bahwa tes ini bisa dilakukan online. Kemudian untuk surat keterangan jasmani, setelah menelpon sana-sini dan salah terus dan tak ngerti apa yang diomongkan resepsionisnya, kami dapat bantuan dari orang baik yang memperkenalkan kami dengan Dokter indonesia yang buka praktek disini. Alhamdulillah dapat relasi baru dan pengurusan surat berjalan dengan lancar.
Kami juga dapat titik terang tentang proses penyembuhan cedera lutut Angel, insya Allah senin depan kami akan konsul kembali. Sekali lagi, terimakasih banyak orang-orang baik. Maka aku ingin cam kan pada diriku, istriku dan anak cucuku, pesan yang selalu ditanamkan oleh orang tua kami: ” Jangan mempersulit hidup orang lain, senantiasa berusahalah membantu memudahkan urusan mereka”

ya… semampu kita, semaksimal yang kita bisa, jadi lah orang yang melapangkan hidup orang lain. jika tak bisa, maka minimal jangan menjadi orang yang mempersulitnya.
Insya Allah.

Kisah lain datang sebagaimana telah ku tuliskan disini: https://ajoronal.blogspot.com/2023/12/uda-aqshas-improvement.html tentang improvement dari anak bujang sulungku.
_____
oya ada pelajaran berharga yang aku sebagai orang tua diingatkan oleh anak sulungku.
Suatu saat pada bulan ini, kami terlambat berangkat ke sekolah:
Abimen: Ayo Aqsha, cepat jalannya, kita udah terlambat nih. Gimana lagi ni? (aku bergegas dengan terburu-buru dan memasang wajah khawatir)
Uda Aqsha: Ya bi, gimana lagi Bi. Namanya juga hidup bi (dengan wajah penuh ketabahan)

masya Allah.

terimakasih nak.
Bukankah memang kami tidak ada berniat untuk terlambat. Aku dan Angel senantiasa berusaha untuk mempersiapkan segalanya dengan waktu yang cepat.

Belum lagi durasi tidur yang konsisten berkurang sebab, Jadwal maghrib setengah sembilan malam, isya jam setengah 11 an kurang, dan seringnya tidur lebih larut dari itu. Sedangkan subuh lebih awal lagi dari biasanya. Seperti terpantau di bawah ini.

Tapi, nama nya juga hidup. Tidak bisa kita mengatur semau kita. Jadi caranya adalah mendekat dan memohon kepada Sang Maha Pengatur segalanya dan tawakkallah dengan segala rencana terbaik dari Allah SWT.

—————
Dan tak kalah uniqnya adalah Rasyidku yang makin pintar dan soleh.
Ia makin gemoy dan lucu. Pertanyaan-pertanyaan nya yang banyak dan uniq tentang banyak hal, yang sering membuat kami orang tuanya memikirkan bagaimana menjawabnya dengan baik dan benar.

Ia pun mulai menunjukkan bakat turunan dari Abi sebagai mesin pemakan segala. Hampir semua jenis masakan ummy lalu saja olehnya. alhamdulillah.

Dan subhanallahnya, Ia sudah mau tidur memelukku tanpa harus ke ummynya. Ya diantara kami, Rasyid adalah yang paling sensistif dan ‘jual mahal’. Ia adalah Ultimate Ummy lover. Aju kadang meraih posisi paling akhir bahkan dibelakang si Tom dan Si Ayana dalam list kesayangan Rasyid.
Tapi alhamdulillah akhir-akhir ini, aku menjadi orang yang dicari ketika bangun tidur, orang yang ditunggu untuk tidur bersamanya dan menjadi tempat bakaluak dipangku ketika dingin.

sungguh kenikmatan yang luar biasa bisa naik level dalam list kesayangan Rasyid 😀

——
dan overall,
Semua kesyukuran ini begitu sempurna bersamamu mydearest AoM.
Semoga sehat dan penuh berkah selalu.

Semangat pengurusan Tubelnya ya.
dan juga selamat dapat PK online akhirnya. alhamdulillah.
Kami (terutama aku) mulai belajar untuk memusingkan sesuatu pada waktunya. Ya seperti jadwal PK ini. Sebelum ini kami tak tahu akan bagaimana, apakah akan ada PK online atau tidak. Namun pada saatnya tiba, Allah berikan jalan terbaik yang penuh dengan kejutan istimewa.

Alhamdulillah.

dan tak terasa, beberapa hari lagi tahun berganti. Siap untuk menjadi lebih baik di 2024 insya Allah

Our first official visit for Uda Aqsha’s School in Melbourne

Salah satu syarat untuk mendapatkan visa keluarga untuk stay di Australia selama menemani kita study adalah ketika kita membawa anak usia sekolah minimal primary school, maka kita harus sudah mendaftarkan mereka untuk masuk sekolah dan mendapatkan persetujuan dari sekolah yang dituju Aturan persisnya mungkin berbeda untuk setiap State di Australia. Namun untuk di Melbourne, anak tersebut harus sudah di daftarkan ke sekolah.
Alhamdulillah untuk ini saya dibantu prosesnya oleh agen pendidikan saya yaitu Edlink Connext Padang (bu Diana dan tim). Walaupun baru mendapatkan konfirmasi eligible melalui email saja.

Saya juga deg deg an, karena setelah sampai di Melbourne, saya email pihak sekolah tidak ada balasan. Ternyata memang mereka sedang dalam masa libur sekolah.
Disini ternyata saat libur sekolah memang semua aktifitas di sekolah termasuk guru dan layanan sekolah juga libur.

Saat sekolah sudah mulai kembali, kami sekeluarga beranikan diri saja untuk datang langsung ke sekolah. Untuk saya yang overthinking person, ini sangat menyita energi. Tapi alhamdulillah, pihak sekolah sangat kooperatif, menyamankan dan tidak ribet.

Karena dokumen dan sayarat masuk sudah di uruskan oleh Edlink sebelum ini maka Aqsha sudah bisa langsung masuk dan memulai sekolah di waktu yang dia inginkan. Bisa besok atau pekan depannya. Kami memilih pekan depan. Semoga dengan memulainya di hari Senin akan membawa semangat baru bagi Aqsha.

Yang juga noticable bagi saya adalah tentang serahgam sekolah. Seragam nya praktis hanya satu jenis dengan berbagai pilihan bentuk. Jadi tidak ada seragam hari senin, seragam hari selasa, seragam batik sekolah, batik bla bla, seragam muslim, seragam pramuka, seragam olah raga, tas seragam, sepatu seragam, kaus kaki seragam, buku seragam dan sebagainya. Pilihannya hanya pada mau baju lengan pendek atau lengan panjang, celana pendek atau celana panjang, jaket bomber atau sweater. Tas, sepatu topi, jas hujan ada ditawarkan namun tidak wajib untuk dibeli, anak bisa memakai yang sudah ia miliki atau membelinya di luar dengan harga yang lebih murah. Bahkan untuk celana pun, pihak sekolah menyebutkan bahwa kita bisa beli merek lain di luar yang harganya bisa lebih murah asalkan warna dan modelnya sama/mirip.
Masya Allah. Untuk saya yang sedang berhemat dengan beasiswa tunggal, kabar ini sangatlah merupakan anugrah yang luar biasa. Alhamdulillah.

Dan yang paling membuat haru adalah, uda sudah tidak muak-muak dan emosian jika membahas tentang sekolah. Hari ini pun kami berangkat ke sekolah dengan gembira di tengah rintik hujan yang sangat tidak kami duga. (Sebab sebelumnya hari paneh badongkang sampai lebih 20 an derajat C). DI sekolah, uda pun kooperatif, bergembira dan ceria. Alhamdulillah. Terimakasih ya Allah.

Allah selalu tahu kapan waktu yang tepat untuk segala hal. dan semua akan indah pada waktunya, insya Allah. Semoga kami menjadi keluarga dakwah yang senantiasa berproses untuk menjadi lebih baik dan penuh berkah. Aamiin YRA.

Semangat my PhD family. Semoga Ummy juga lulus beasiswa LPDP dan bisa memulai the next phase of her PhD beautiful journey.

The first 2 weeks in Melbourne

Alhamdulillah

Tidak terasa akhirnya kami sekeluarga sampai di Melbourne.

Hanya kuasa Allah SWT sajalah yang mengizinkan kami sampai pada saat ini. Allahu Akbar.

Hari-hari pertama yang penuh adaptasi dan penuh nano nano serta drama-dramanya.

Bagi teman-teman yang melihat sampai di luar negeri dengan anak istri, lalu muncul dengan foto-foto estetik, yakinlah banyak cerita yang bahkan menguras energi dibalik semua itu.

Namun hal ini wajar. Terutama bagi yang punya anak yang masih kecil dan beranjak beaar.

Mereka akan bertanya mengapa harus kesini? Kapan pulang? Mereka akan mengkhawatirkan kucingnya, siapa yang akan memberi makan, semangkanya siapa yang akan menyiram, mobil bagaimana, teman-temannya bagaimana?

Belum lagi tentang sekolah di tempat yang baru yang ternyata tidak sekedar ” Ayo nak kita sekolah! “

No no nooo alfonso, it is more than that.

Ini belum termasuk drama BAK dan BAB (waterless style) Dilengkapi dengan iritasi kulit dan bibir pecah2 karena dingin (tapi tetap butuh perjuangan untuk memberi salep obat atau sekedar lipbalm) dan sakit gigi berlubang diterpa cuaca dingin. (Plus drama penyesuaian makan memakan)

Ah…. Everything sangatlah menyenangkan untuk dikenang.

Dan dipenghujung pekan kedua ini bocil-bocil sudah menyenandungkan lagu gembira tanpa mereka sadari.

Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah.

Uda Aqsha and Rasyid, khitan.

Alhamdulillah abi bisa balik ke Indonesia dalam rangka menjemput keluarga untuk diboyong ke Melbourne. Walau tetap dengan tagihan revisi dan janji meeting zoom dengan supervisors.

Perjalanan balik ke Padang ini pun punya sejarah dag dig dug yang panjang.

sampai detik-detik pembelian tiket pun penuh dengan teka-teki. Tak ada sebuah kepastian sampai menjelang hari-hari terakhir sebelum flight ke padang.

mulai dari rumah yang akhirnya di dapat 1 pekan sebelum pulang. Urusan rumah pun tak sesederhana transfer uang dan serah terima kunci. banyak prosedur dan tahap yang sebenarnya sederhana, namun bagi saya yang orang baru, introvert, overthinking, low ability in speaking informal convo dengan bule ini menjadi sebuah misi berat yang menyita energi terutama energi mental.

Ditambahlagi dengan jadwal bimbingan yang H-1 flight.
Namun alhamdulillah, akhirnya semua bisa dijalani. Alhamdulillah.
_____________________________
Sudah direncanakan untuk khitan anak-anak, namun entah kenapa Qadarullah, lupa, sampai kami sadar beberapa hari menjelang rencana keberangkatan ke melbourne.

Dengan menguatkan diri, serta tanpa ba bibu, tanpa penjelasan dan pengkondisian panjang lebar kepada anak-anak, kami bawa mereka pergi sunat.

Untung saja ada Ray, tetangga depan rumah, temannya anak-anak yang baru saja selesai khitan.
____________________________
satu-satunya pengkondisian yang abi lakukan kepada Uda terutama hanyalah:
” Uda adek, besok kita pergi sunat ya, kayak Ray” Titik. dan benar-benar titik.

Uda menunjukkan respon yang siap-siap untuk melakukan pertanyaan balik ini dan itu dan potensi penolakan. Untung saja abi tidak beri jeda waktu untuk ia mengelaborasi pikirannya. untung ada es krim, serta efek keseruan sebelumnhya mencoba hal baru terbang bersama PP padang-jakarta, kemudian main bareng di mall, dan lain-lain.

dannn “tjcuuusss….” mereka disunat.

semoga lekas pulihnya ya nak.
Aamiin YRA

Uda Aqsho has been elected as a class chairman

What a mood booster this morning! I received a WhatsApp message forwarded by my wife, informing me that our lovely firstborn son has been elected as the chairman of his class. Barakallahu lakum, my righteous son. Is this a sign from Allah? Hehe. By the way, who do you think will become the future president of Indonesia, Uda?

Actually, it’s not the first time that Uda Aqsho has shown signs of his leadership abilities. Back when he was in PAUD UNP, his teacher and one of the parents in the playgroup mentioned that he would often lead the congregational Zuhr prayer. In addition, in Kindergarten, during an outdoor team-building activity, Uda Aqsho was also designated as the leader of his group, wearing a bandage on his arm. He looked very manly and handsome!

Now, in his second year of elementary school, he has been elected as the class chairman. I am incredibly proud and grateful to him. Thank you for being such a good boy, my son. This achievement holds two significant meanings for me. Firstly, it shows that Aqsho is developing his leadership skills and has the confidence to put himself forward as a candidate. Secondly, and perhaps most importantly, it demonstrates that he is well-liked among his peers. Being elected by fellow young and pure-hearted students, without any political maneuvering, signifies that he is a good person—one that others are happy to be around and believe in. Isn’t that the invaluable quality every human should possess?

Therefore, I express my heartfelt gratitude to you, dear Allah. I will strive to be a good father to my children. As I always realize, many people have played a significant role in raising my wonderful son. Mama Payakumbuh has spent a lot of time with him. I believe Aqsho has experienced and explored much of life with his Nenek Payakumbuh, perhaps even more than he has with me, the “very busy and please don’t disturb while working” person. Thank you so much, Ma. May Allah grant you Jannah in the hereafter.

I would also like to express my gratitude to my beautiful wife- who always be the only perfect wife for me, also thank you so much to Mama Padang, Papa Padang, the supportive handsome OOMs, our extended family, and friends. Thank you all so much.

I hope that our little lovely and righteous boy, Rasyid, will also embark on a remarkable journey in his own unique way, which will be equally extraordinary as Uda Aqsho’s.

Bulan berganti. Welcome March 2023 #PhDJourney

My dearest love Aqsha dan Rasyid.

Alhamdulillah kurang lebih dua pekan telah berlalu, sejak abi meninggalkan Ranah Minang untuk berjihad menuntut ilmu, menapaki jalan juang kami orang tuamu sebagai laskar ilmy.


Dua pekan yang berat dan menantang untuk kita sekeluarga.
Abi yakin tidak hanya abi yang sedang beradaptasi di Bumi Allah, Melbourne ini.
Ummy dan ananda juga tentu beradaptasi dengan perubahan drastis yang sekejap mata.
Semoga ALLAH bantu perjuangan kita ini ya Nak. Dan terbukti memanglah demikian.

Selalu saja ada orang-orang baik yang Allah kirimkan untuk kita. Abi menjadi saksi untuk semua itu.

Tidak mudah memang, dan pasti lah lelah. Tapi Alhamdulillah, kita masih bisa saling tersenyum dan bercanda bahagia dibalik layar kaca.

Terimakasih ya Nak, untuk segala keceriaan dan keberadaanmu.
Semoga sehat dan penuh barokah selalu.
—–

Oya Uda dan Adek, tahu nggak, selama disini, Abi baru satu kali makan nasi. itu pun karena pemberian orang baik saat baru nyampe dan kelaparan.

Bukan karena gak ada, tapi karena mau diet dan sehat sebab berat badan abi sudah melebihi batas idealnya. Ternyata bisa kok dan tidak ada masalah. Awalnya ini juga berat, perut abi kadang bunyi-bunyi, walaupun sudah makan roti ataupun kentang. tapi lama-kelamaan sudah terbiasa, dan lipatan di pinggang Abi mulai berkurang.

Oya kemudian ABi disini juga terbiasa jalan, awalnya karena ga ada kartu tiket. eh tapi kemudian keterusan dan keasikan. rata-rata minimal abi jalan 1 jam lebih satu hari. Dan ternyata juga bisa dan tak apa-apa. Di hari-hari pertama pegal sekali, dan ada rasa mau kram kaki. Abi pun sudah beli hot cream untuk pijat. Tapi alhamdulillah sampai saat ini hot cream itu belum kepake kok.

Nah dari dua hal itu abi mau sampaikan, kadang pada saatnya, kita bisa menyesuaikan kok dengan keadaan. Allah itu Maha Tahu dan Maha Kuasa, sehingga semua bisa karena izinNya.

Jadi Abi yakin Ummy bakal bisa juga kok insya Allah, serta Uda dan Adek serta nenek bisa ABi bawa ke Melbourne ini. Segera.

______
Oya kendala terberat abi saat ini adalah speaking.
Abi masih strugle untuk speaking.

Apalagi speaking sehari-hari. sehingga Abi banyak menghabiskan waktu sendiri diperpustakaan. dan sangat minim berinteraksi dengan orang lain, kecuali seperlunya saja.

Hmmmm…. awalnya abi pusing memikirkan itu. Tapi kemudian Abi berdamai dengan diri Abi. Bahwa memang ABi tak bisa semuanya sempurna. Abi menerima bahwa abi cenderung menyendiri daripada harus beramah tamah dengan orang lain berbahasa Inggris.
Beramah-tamah basa basi nya saja abi malas dan tak biasa, apalagi harus pula dengan bahasa Inggris. 😀 😀

____
Tentu, Abi akan belajar untuk speaking. Tapi juga akan tetap menikmati prosesnya, walau mungkin harus berlangsung lama.
______
Doakan ya Nak, abi ketemu sama saudara seperjuangan dalam Taqwa dan Iman di sini. Saat ini baru temu online sih.
_____
Rencananya Sabtu dan ahad ini ada mabit. Semoga Allah mudahkan Abi untuk berjumpa dengan ikhwah yang seiring dan sejalan dalam ketaqwaan.
______
Bentar lagi ramadhan. Semoga Allah berkahi kita di bulan sya’ban ini dan Allah sampaikan kita ke bulan Ramadhan yang penuh berkah. Aamiin YRA

Love you.

Salam cinta dari Melbourne untuk
Ummy, Aqsha, Rasyid dan Keluarga besar kita di Indonesia