A story of a pohon

Disuatu hari tepatnya ahad 27 feb 2022. Seorang abimen sedang ga mood. Situasi dunia kerja penuh perintah ini dan itu dan ini dan itu dan ini dan itu.

Dan abimen memutuskan tidak mengerjakan ini dan itu dan ini dan itu tersebut hari ini. Jatah pengerjaannya sudah selesai kemaren. Ini hari minggu kawan.

_______

There is a tree in front of our house. Actually it didnot get my approval yet for being there. But yeah everybody love it _except me of course_. No… No, it does not mean that i don’t like tree. I just don’t like it growing there.

It always reach the cable. Everytime I cut it off, it always grow again and reach the cable again and again. Sometimes it also touch the canopy and our terrace roof.

And this is the limit.

Today, I decided to make it gone.

It is a hard decision of course. But I am done with this scdbjxdhdjahah tree.

Thank you for your dedication dear tree. Semoga jadi amal ibadah.

Yaa… Many people love “the tree”. But when it started to disturb the cable and the canopy and the roof, none of your lovers even care about it. It always me, the person who don’t like you being there, should responsible to manage your disturbances.

So I am enough.

________Fiuuuh

And in the end. There are always people that understand me and my decision. They even stand for me to support my decision.

Thank you. You always know me so well Mom, and dad and brothers

😅

Momo dan bait- bait doa dari “dedek”

ehm…

Ingin mengurus kartu keluarga ke kelurahan. Sudah searching sih prosedurnya, tapi hati ini sedikit malas saja ke kantor lurah, karena paling males berurusan dengan birokrasi yang biasanya njelimet dan pake uang terimakasih yang tak terstandar (oknum, dan cases not all). Sedikit trauma juga, karena pada saat mau urus surat untuk nikah di luar daerah mesti bawa surat dari tu kantor, eh mesti bayar 100 rb, pas diminta i kwitansi, ga ada pake kuitansi katanya. Fiuhh, ya sudah lah, asal si buyung bisa nikah, dibayar wae lah…

Bukan karena 100 rb nya (karena itu juga sih 😀 ) tapi karena ketidak jelasan ttg kemana larinya tu uang. Dan sekarang harus ketemu bapak itu lagi, oh nooo. Mesti diapain tuh bapak ya. mesti dikasi pelajaran nih kali ini, kalo beliau gitu lagi. Pagi hari, udah siap2 bikin berbagai kemungkinan skenario, sampai siap-siap belagak mencak2. Eng ing eng, Angel datang dengan kesejukan. Sembari mengelus2 perut, Angel berkata, ” Abi dedek doa in Abi semoga urusan KK nya lancar, dedek doa in semoga atuk nya libur hari ini ga masuk kantor, ada atuk lain yang bantu uruskan dengan baik”. Siip daah… tancap gas deh ke kantor itu.

Subhanalloh, ternyata emang bener sang bapak tak ada hari itu, urusan saya di alihkan ke petugas lainnya, dan subhanalloh lagi lancar jaya darat laut dan udara, tanpa bayar sedikit pun. ^hmm, doa dedek keren^

_______

Ehm…

Di komplek kecil bahagia adil sejahtera kami kedatangan penghuni baru, mereka sebuah keluarga muda dari daerah payakumbuh, mereka ngontrak rumah di arah depan rumah kami. Keluarga yang ramah dan baik. Daannn…. yg istimewanya mereka punya kucing keren berdarah persia (kucing persia maksudnya) bernama momo. Momo sering mencigap-cigap dari jendela rumah itu, kadang bermain di teras rumahnya, selain momo juga ada tiga kucing kecil-kecil yang lucu buah peranakan momo dengan seekor kucing kampung katanya.

Angel tersepona dengan si Momo, maklum kami juga penyayang kucing, kucing kami sementara waktu di ungiskan ke rumah nenek di Lb Buaya. Nah mulailah kami curi-curi pandang ke arah rumah depan untuk melihat si momo. Angel bilang dedek (buah hati kami) juga sangat suka sama momo. Suatu ketika sehabis maghrib, kami duduk di ruang tamu, pintu sedikit terbuka dan di seberang sana momo bermain-main di teras rumahnya. Tiba-tiba sekonyong-konyong momo datang dengan langkah pasti ke rumah kami, tak sekedar say hai saja, ia bahakan masuk kedalam dan melongok ke ruang tengah hingga mampir sebentar ke arah kamar… Wooow. Jadi sempat salaman deh sama momo, ngasih sepotong roti juga dan  elus-elus bulunya. 😀 😀

Kunjungannya memang sebentar, namun lucunya Angel bilang (lagi-lagi dengan mengelus perutnya) ” Abi, tadi dedek berdoa sama Allah biar Momo kesini, dedek mau pegang dan lihat momo dari dekat” 😀

Ya Rabb, anugrahilah kami dengan anak yang sholeh/ sholeha, yang doa2 nya Engkau ijabahi. Dan jadi kan lah kami anak-anak yang soleh dan soleha, hingga doa-doa kami unuk orang tua kami juga Engkau kabulkan.

Sudah masuk usia kandungan ke 5 bulan, mohon doanya semoga sehat kuat semangat istiqomah dan berjaya. 🙂

Kadang kita hanya perlu yakin pada kekuatan doa

Alhamdulillah,

entah sudah berapa hari ya sejak kami menjadi sebuah keluarga baru 🙂 Tapi rasanya masih butuh banyak waktu untuk saling mengenal. Terang saja, kami baru mulai berteman akhir-akhir ini, baru mulai dekat baru-baru ini, dari yang sebelumnya entah siapa dia. Hanya sekedar tahu nama dan sekilas tentang amanahnya. Lalu sejak masing-masing meninggalkan kota padang, tak tahu lagi dimana rimba dan bentuk rupanya, bahkan saat pertama kami berjumpa lagi adalah 2 hari menjelang akad di kantor KUA saat screening bersama 3 pasang calon pengantin lainnya. Dan Komunikasi langsung yang kami perbuat saat itu adalah ” Iko isi a, ado pena? iko pena a, isilah dulu!” (kurang lebih demikian saat mengisi berkas-berkas di depan petugas). Hmm, 🙂 walau begitu kami akhirnya menikah juga kok.

okay, back to topic.

Memasuki minggu kedua kami menempati rumah baru kami, rumah yang berada di sebuah komplek di kawasan ujung kota padang, berbatas dengan bukit dan bertaburan tanaman-tanaman hias diseantero jalan menuju lokasinya. Sangat asri dan sejuk, serasa suasana puncak Bandung :D. Walau rumah seadanya, gaya boleh lah, belagak seperti punya vila. Komplek baru dengan hanya ada 2 penghuni saja -.- ada belasan rumah namun saat awal hanya ada dua rumah yang berpenghuni, yaitu rumah kami dan satunya lagi rumah seorang brimob (istrinya di luar kota).

dengan kondisi itu, sedikit gentar juga sih, bukan dengan hantu dedemit atau sebangsanya, tapi khawatir dengan gangguan garong, begal, bapak dan ibu maling, maklum ini kota besar.

Tak tahu apa yang mesti kami lakukan, satu-satu nya jalan adalah berdoa agar para tetangga segera menghuni rumah rumah mereka. Walau lumrahnya setiap doa berada satu paket dengan usaha namun untuk hal yang satu ini memang kami hanya bisa berdoa saja, sebab tak tahu harus berusaha seperti apa. Moso yo kita musti telponin nyang punya rumah satu persatu toh, yo opo sih.

Tapi … Subhanallohnya, sepulang nge date malam tadi (ngedate malam senin, ya sepiii laah; makan di warung tempat supir truk biasa mangkaal -.- ya nggak ada romantis2 nya laah 😀 😀 -pelaku terindikasi belum pernah ngedate sebelumnya, red)  kami mendapati tetangga baru tepat disebelah rumah kami. WOW Allahu Akbar. Beberapa hari sebelumnya 3 rumah di blok belakang juga sudah berpenghuni tetap. Masya Allah, resmi sudah kami dikelilingin oleh tetangga.  1 tepat di belakang rumah, 2 tepat di samping kiri dan kanan rumah, serong kiri dikit di depan dan serong kiri dikit di belakang plus kanan ujung arah belakang.. Rameeeee

Kadang kita hanya perlu yakin pada kekuatan doa. Saat tak ada lagi yang bisa dilakukan 🙂

____
#back to the job world